Kamis, 16 Agustus 2018

Konsep, Sejarah dan Perkembangan Spa



Spa berasal dari bahasa latin yaitu Solus Per Aqua yang jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia adalah perawatan melalui air. Spa dapat dikatakan kegiatan perawatan atau pengobatan kebugaran tubuh dengan air sebagai media dasarnya.

Secara Etimologi menurut kamus bahasa Inggris merie m-webster, kata spa berarti tempat yang berair di kota kecil provinsi Belgia Liege, Belgia. Di kota Spa ini, ada sebuah mata air terkenal yang mengandung mineral dan telah dikunjungi sejak abad ke-14. Kondisi temperatur mata air panas di Kota Spa berkisar 32°C. Selain itu Spa sebagai sarana pengobatan telah tercantum dalam suatu kepustakaan medis pada tahun 1500 SM dengan judul Rig Veda yang berarti perawatan air untuk penyembuhan demam.

Dalam dunia kedokteran, Hipokrates sebagai bapak kedokteran modern telah menggunakan Spa secara luas untuk pengobata sejak tahun 400 SM. Ia juga menjelaskan secara luas indikasi dan kontra-indikasi perawatan dengan air. Prinsip – prinsip dasar yang diuraikan hipokrates ini menjadi titik tolak munculnya Spa Medic (Terapi Air).

Seiring berkembangnya zaman, saat ini kehadiran spa tidak selalu sebagai media pengobatan semata melainkan untuk kegiatan leisure atau bersenang – senang sehingga dapat dikategorikan kedalam kegiatan berwisata juga. Beberapa tempat penunjang pariwisata seperti hotel pun kini menyediakan fasilitas ini sehingga usaha spa pun makin menjamur seiring perkembangan zaman. Selain itu, bahan – bahan yang digunakan pun menjadi lebih bervariasi seperti adanya body scrub dan aromatheraphy yang dapat membantu merileksasikan tubuh. Sehingga tidak hanya menggunakan air sebagaimana konsep spa terdahulu.

Contoh bukti fisik dari kehadiran spa zaman dahulu adalah adanya Tamansari di Yogyakarta yang merupakan tempat pemandian raja dan kerabatnya untuk mensucikan diri serta menyehatkan jiwa dan raga.




Referensi: