Green Canyon
Apakah kalian pernah mendengar grand canyon di Arizona , Amerika Serikat? Beruntunglah jika iya, namun jika tidak jangan khawatir karena Indonesia juga punya Grand Canyon nya sendiri kok.Namanya Green Canyon, tempat ini berjarak sekitar 31 km dari Pantai Pangandaran atau lebih tepatnya berada di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Ciamis, Jawa Barat.Ingin tahu lebih dalam tentang Green Canyon? Berikut ulasannya
Cukang Taneuh atau lebih di kenal dengan Green Canyon merupakan wisata sungai yang saat ini dijadikan sebagai sebuah objek wisata di Kabupaten Ciamis. Green Canyon terletak 31 km arah Selatan Pangandaran tepatnya di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Propinsi Jawa Barat.
Menurut sejarahnya, tempat ini sebenarnya sudah mulai dirintis sebagai tempat wisata pada era pemerintahan Soeharto sekitar tahun 1990an yaitu dengan pembangunan Dermaga yang terletak di kampung Ciseureuh Dusun Karangpaci Desa Kertayasa, yang pada perkembangannya kepengurusan dari Green Canyon ini di kelola oleh Kelompok Penggerak Pariwisata (KOMPEPAR) dan Dinas Pariwisata sebagai koordinator penggeraknya. Dengan adanya perhatian dari Pemerintah setempat objek wisata ini mengalami kemajuan pesat hal ini terbukti dengan adanya perbaikan fasilitas serta pembangunan dermaga II yang terletak di sekitar objek wisata Cukang Taneuh. Pada awalya Dermaga II ini telah dirintis oleh masyarakat dengan membangun fasilitas ruang bilas serta saung persinggahan yang pada akhirnya rusak terbawa banjir. Dengan adanya perhatian dari pemerintah keadaan tersebut sudah pulih kembali dan Dermaga II terlihat lebih besar dengan penambahan fasilitas seperti musola dan saung – saung peristirahatan, dermaga II ini oleh penduduk sekitar menyebutnya dengan palatar (bahasa sunda yang artinya peletaran yang luas).
Mengapa tempat ini lekas dinamakan dengan Green Canyon ?
Nama Green Canyon di dapat dari seorang turis asing dari prancis yang bernama Bill Jhon. Turis tersebut terpesona dengan keindahan alam dan sungai yang bening berwarna hijau tosca sehingga dia menyebutnya Green Canyon karena terinspirasi dengan Grand Canyon yang ada di Amerika Serikat.
Sedangkan nama aslinya adalah Cukang Taneuh. Cukang yang mempunyai arti jembatan dan Taneuh berarti tanah jadi Cukang Taneuh mengandung arti jembatan yang terbuat dari tanah, alamlah yang memprosesnya sehingga membentuk jembatan dengan tekstur bawah jembatannya adalah stalaknit dan stalakmit. Apabila di liat dari kejauhan akan terlihat seperti mulut gua dengan di hiasi oleh lembah yang hijau di bawah jembatan tersebut adalah tempat pemberhentian perahu pesiar, sebelum masuk kedalam ada sebuah air terjun yang oleh penduduk setempat menyebutnya sebagai pancuran emas. Memang pada saat tertentu akan terlihat seperti emas yang di akibatkan oleh air yang keruh berwarna kecoklat – coklatan tertimpa sinar matahari dari kejauhan akan terlihat samar seperti pancuran emas.
Masuk lebih ke dalam lagi apabila berenang akan melewati batu yang berbentuk mirip payung maka di sebut sebagai batu payung. dari batu payung ini pengunjung dapat naik di atas batu payung dan apabila ada keberanian bisa meloncat terjun ke sungai tentunya hal tersebut di lakukan harus dengan pengawasan dari pemandu dengan tingginya batu payung 6 meter. Lebih kedalam lagi ada yang di sebut pemandian putri, tempat ini berada sedikit di atas tebing pengunjung yang berkeinginan ke tempat tersebut harus memanjat sedikit tebing. Pemandian putri ini berbentuk seperti bak mandi tidur dengan di hiasi air rembesan dari dinding dan stalaknit sehingga membentuk seperti air hujan, dingin dan menyegarkan yang konon katanya khasiat dari pemandian putri ini bisa membuat awet muda.
Untuk menjelajahi Green Canyon, kamu bisa menyewa perahu untuk menyusuri sungainya. Kamu juga bisa menikmati keindahannya dengan berenang ataupun menyelam. Tapi bagi kamu yang tidak bisa berenang, gak usah khawatir karena tersedia pelampung yang disewakan dengan tarif Rp. 5.000,- untuk menyusuri sungainya dengan dipandu oleh pemilik perahu yang disewa. Untuk menyewa perahu yang biasa disebut ketinting yang bisa memuat 5 penumpang ini kamu dikenakan tarif sekitar Rp. 75.000,- untuk waktu sewa selama 45 menit - 1 jam.
Keunikan Green Canyon Pangandaran ini bisa dilihat dari adanya sungai yang berwarna hijau. Green Canyon ini sendiri adalah sebuah tempat wisata yang mempunyai dua nama yaitu Cukang Taneuh dan Green Canyon. Keunikan dari sisi kiri dan kanan sungai dari tempat wisata yang satu ini memiliki warna hijau dan bening yang terbentuk dari bebatuan karang yang indah terlukis oleh alam, Cukang Taneuh dan stalagmit indah, menawan dan juga unik. Keunikan yang paling fantastis dari Green Canyon adalah adanya air hujan yang abadi.
Air Hujan Abadi yaitu air yang keluar dari langit-langit gua yang ada di Green Canyon Pangandaran, disebut air hujan karna menyerupai air hujan dan belum pernah berhenti sampe saat ini, tentu saja hal ini merupakan keunikan yang fantastik sebagai fenomena alam yang indah dan menawan tidak pernah di miliki tempat wisata lainnya. Keindahan pesona Green Canyon Pangandaran merupakan magnet wisata yang kuat untuk selalu di kunjungi. Berbagai keunikan yang sangat menarik menjadikan Green Canyon Pangandaran sangat menarik untuk di kunjungi sebagai tempat aktifitas wisata yang sangat indah dan menawan.
Menurut saya tempat ini sangat cocok untuk anda yang menyukai wisata air, selain itu tempat ini juga pas untuk anda yang hobi berenang, menyelam dan olahraga yang memacu adrenalin seperti arum jeram. Namun saya anjurkan jika berkunjung ke tempat ini pada saat musim kemarau. Mengapa? Karena pada saat musim hujan, air sungai di sini akan berwarna coklat keruh dan arusnya menjadi deras serta debit airnya juga tinggi.
Fasilitas
Beberapa penginapan dan warung makan bisa Anda dapatkan di sekitar kawasan ini. Jangan lupa juga untuk menyiapkan uang tunai secukupnya sebelum menuju Green Canyon ini karena di tempat ini tidak ada fasilitas ATM.
Akses
Untuk menuju Green Canyon, kamu bisa naik angkutan umum dari Pangandaran yang menuju Cijulang dengan tarif sekitar Rp. 10.000,-. Setelah sampai ke Cijulang, dilanjutkan menggunakan ojek menuju dermaga Ciseureuh. Dari dermaga Ciseureuh ini kamu bisa menyewa perahu (ketinting) yang banyak tersedia di dermaga untuk menjelajahi keindahan Green Canyon yang mengagumkan itu. Perjalanan ke Green Canyon dari dermaga memakan waktu selama 30-45 menit perjalanan bolak balik.
Jam buka
Green Canyon buka setiap hari mulai jam 07:30 - 16:00, sedangkan khusus hari Jumat buka dari jam 13:00 hingga jam 16:00 WIB
Biaya tiket masuk
Tiket masuk ke Green Canyon seharga Rp.12.500,-/orang
Sumber
http://www.utiket.com/id/obyek-wisata/pangandaran/107-green_canyon.html
Gunung Papandayan
Gunung papandayan merupakan salah satu wisata
alam favorit di Garut. Gunung
Papandayan sendiri merupakan gunung api strato yang terletak di Kabupaten
Garut, Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Cisurupan.Kira kira sekitar 70 km
sebelah tenggara Kota Bandung. Kompleks wisata papandayan menawarkan
keindahan alami berupa area kawahbekas letusan gunung api yang luas, ares hutan mati bekas letusan dan
juga padang edelweiss tegal alun yang luas sekali. Ketinggian gunung ini kurang
lebih 2665 meter dpl, dan termasuk kategori mudah untuk pendakian atau sekedar
hiking.
Sejarah
atau asal-usul penaman Gunung Papandayan bemula dari sekelempok masyarakat yang
mendengar suara gaib pada saat melintasi Gunung Papandayan. Suara yang didengar
oleh sekelompok masyarakat itu terdengar seperti suara besi yang dpukul. Suara
yang sama seperti seorang tukang pandai besi yang sedang membuat suatu perkakas
seperti pisau, golok dan lain-lain.
Sebelumnya mereka mengira suara itu suara dari mahluk ghaib, usut punya usut ternyata suara itu berasal dari kawah Gunung Papandayan. Karena suara yang keluar dari dalam Kawah Gunung Papandayan berbunyi seperti suara di tempat kerja pandai besi maka gunung ini diberi nama Gunung Papandayan.
Papandayan diambil dari bahasa Sunda "Panday" yang artinya orang yang bekerja sebagai pandai besi. Benar atau tidaknya sejarah ini belum dipastikan karena tidak ada yang menjelaskan secara rinci. Terlepas dari semua itu, inilah cerita yang berkembang di masyarakat sekitar kaki Gunung Papandayan.Sejak jaman Kolonial Belanda hingga saat ini Gunung Papandayang masih menyandang status Gunung Api Aktif yang kawahnya menyemburkan asap panas dan membuat lubang semburan baru seiring berjalannya waktu.
Sebelumnya mereka mengira suara itu suara dari mahluk ghaib, usut punya usut ternyata suara itu berasal dari kawah Gunung Papandayan. Karena suara yang keluar dari dalam Kawah Gunung Papandayan berbunyi seperti suara di tempat kerja pandai besi maka gunung ini diberi nama Gunung Papandayan.
Papandayan diambil dari bahasa Sunda "Panday" yang artinya orang yang bekerja sebagai pandai besi. Benar atau tidaknya sejarah ini belum dipastikan karena tidak ada yang menjelaskan secara rinci. Terlepas dari semua itu, inilah cerita yang berkembang di masyarakat sekitar kaki Gunung Papandayan.Sejak jaman Kolonial Belanda hingga saat ini Gunung Papandayang masih menyandang status Gunung Api Aktif yang kawahnya menyemburkan asap panas dan membuat lubang semburan baru seiring berjalannya waktu.
Pada Gunung
Papandayan, terdapat beberapa kawah yang terkenal akan keindahannya yaitu Kawah
Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk. Pada kawah-kawah tersebut
mengeluarkan uap dari sisi dalamnya sehingga menambah keunikan tersendiri bagi
yang mengunjunginya.
Harga
Tiket
Gunung
Papandayan Garut saat ini naik 100%
yang dulunya hanya membutuhkan biaya 7500 rupiah / orang sekarang menjadi Rp.
15.000,- / orang dan ada biaya lainnya seperti penitipan motor dan helm ataupun
biaya parkir untuk kendaraan kecil pribadi yang anda bawa.
Akses menuju
lokasi
Naiklah Bis
jurusan Garut yang langsung ke Terminal Guntur, bisa dari Jakarta (Primajasa
pool BKN Cililitan atau bis dari Kp. Rambutan), Bandung (Terminal Cicaheum
ataupun Leuwi Panjang), Bekasi, atau Tasikmalaya.
Ongkos per orang
: Dari Jakarta sekitar Rp 52.000,- Dari Bandung sekitar Rp 30.000,- Lalu naik
angkot putih biru jurusan Cikajang. Jangan sampai salah memilih angkot putih
biru tua jurusan Copong, atau putih biru muda jurusan Cilawu. Ongkos per orang:
sekitar Rp 15.000, Turunlah di Alun-alun Cisurupan.
Di Alun-alun
Cisurupan ada beberapa minimarket untuk membeli logistik yang masih kurang.
Selain itu juga ada pasar kecil jika membutuhkan logistik yang lain.
Dari Alun-alun
Cisurupan, naiklah Ojek atau jika tim dalam kelompok besar, sewa-lah satu Pick
Up untuk mengangkut sampai kawah, Ongkos per Orang : Rp 30.000,-.
Menurut saya
gunung ini sangat cocok untuk kalian belum pernah naik gunung dan ingin mencoba
untuk naik gunung. Karena gunung ini tidak terlalu tinggi dan terjal sehingga
tidak sulit untuk di daki dan cocok untuk pemula
Tangkuban Parahu
Tangkuban
Parahu
atau Gunung Tangkuban Perahu adalah
salah satu gunung
yang terletak di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, Propinsi
Jawa Barat, Indonesia.. Sekitar 20 km ke arah utara Kota
Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya,
Gunung Tangkuban Perahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter.
Tangkuban Perahu begitu nama gunung tersebut yang di
kisahkan menurut legenda dan cerita rakyat sangkurian bahwa gunung ini
terbentuk oleh seorang anak mahkota dari seorang ratu yang bernama dayang
sumbi, dimana anak tersebut ( sangkuriang ) menendang perahu hingga menangkub (
terbalik ) karena tidak jadi menikahi dayang sumbi yang tidak lain adalah ibu
nya sendiri. Kini Gunung ini telah menjadi objek pariwisata dengan keunggulan
kawah – kawah hasil letusannya menjadi andalan objek wisata gunung Tangkuban
perahu,
Saat berkunjung ke Gunung Tangkuban
Perahu, wisatawan juga dapat melihat keindahan sepuluh kawah yang letaknya
berdekatan, yaitu Kawah Ratu, Kawah Upas, Kawah Baru, Kawah Lanang, Kawah
Ecoma, Kawah Jurig, Kawah Siluman, Kawah Domas, Kawah Jarian, dan Pangguyangan
Badak. Kawah-kawah itu mengeluarkan asap belerang yang menguap keluar dari
sela-sela bebatuan yang berada di bagian bawah kawah itu.
Kawah Ratu, Kawah Upas, dan Kawah Domas,
merupakan tiga kawah Gunung Tangkuban Perahu yang sering dikunjungi oleh
wisatawan. Kawah Ratu bentuknya seperti mangkuk raksasa yang besar dan dalam.
Jika cuaca cerah di kawah ini pengunjung dapat melihat dinding dan dasar cekungan
kawah dengan jelas. Kawah Ratu merupakan kawah terbesar di gunung ini yang
letaknya bersebelahan dengan Kawah Upas, kurang lebih berjarak sekitar 1.500
meter. Kemudian Kawah Upas bentuknya cukup dangkal dan datar pada bagian
bawahnya, sehingga banyak ditumbuhi pepohonan liar di salah satu sisi dasar
kawah itu. Sedangkan Kawah Domas bentuknya berupa cekungan yang mengeluarkan
sumber air panas. Pada sumber air panas tersebut, para wisatawan dapat
memanfaatkannya untuk membasuh badan, karena kandungan belerangnya dipercaya
dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit kulit. Banyak juga wisatawan yang
memanfaatkan sumber air panas itu untuk merebus telur ayam dengan cara
memasukkan telur itu ke dalam genangan air panas selama kurang lebih 10 menit.
Setelah sepuluh menit, telur tersebut akan matang dan sudah dapat dimakan.
Keunikan gunung Tangkuban Perahu ini yaitu karena
puncaknya datar dan memanjang mirip dengan perahu yang terbalik. Bentuk seperti
ini jarang terdapat pada gunung-gunung berapi pada umumnya. Selain bentuknya
yang unik, gunung ini juga tampak asri karena di lereng gunung tersebut
terhampar kebun teh yang sangat luas.
Akses
Gunung Tangkuban Perahu terletak 30 km
ke arah utara dari Kota Bandung. Untuk menuju lokasi obyek wisata ini,
pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi (mobil) maupun kendaraan umum
(bus). Jika pengunjung menggunakan kendaran pribadi dari arah Subang maupun
Lembang, untuk sampai ke lokasi melalui pintu masuk pertama, maka perjalanan
dapat melewati samping bumi perkemahan Cikole. Namun, jika pengunjung ingin
melewati pintu masuk kedua, maka perjalanan dapat menuju arah utara dari bumi
perkemahan itu, dengan jarak tempuh sekitar 3 km. Pintu masuk pertama dan kedua
di obyek wisata tersebut berada di jalan utama yang menghubungkan kawasan
Lembang dengan Subang. Bagi pengunjung yang menggunakan kendaaran umum (bus)
dari Kota Bandung, perjalanan dari Bandung sampai ke lokasi membutuhkan waktu
kurang lebih 50 menit.
Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Di
sekitar area bibir Kawah Ratu dan Kawah Upas banyak terdapat warung dan
kios-kios yang menjajakan aneka macam makanan, minuman, dan masakan khas
Lembang yaitu ketan bakar. Di area ini banyak pedagang kaki lima yang menjual
aneka macam oleh- oleh atau souvenir. Bagi pengunjung yang ingin mendaki gunung
dengan naik kuda, terdapat persewaan kuda tunggangan yang dapat mengantarkan
pengunjung mendaki gunung tersebut.
Selain itu terdapat pula mushala,
halaman parkir luas, dan pusat informasi wisata. Tak jauh dari area wisata itu,
tepatnya di daerah Lembang banyak terdapat penginapan maupun hotel kelas
melati.
Harga Tiket
Utnuk
bisa masuk dan menikmati segala keindahan alam pegunungan wisata tangkuban
Perahu pengunjung harus membayar harga tiekt masuk yang cukup murah dan
terjangkau. Berikut ini adalah daftar harga tiket masuk Tangkuban Perahu
yang bisa anda jadikan acuan sebelum berkunjung :
Weekday weekend
Turis lokal
: Rp. 20.000 Rp.30.000
Turis asing
: Rp.200.000 Rp.300.000
Sedangkan
untuk harga tiket parkirnya adalah sebagai berikut :
Turis
lokal
Sepeda Rp.7000
, Motor Rp.12.000, Mobil Rp.25.000, Bus Rp.110.000
Turis
asing
Sepeda Rp.
10.000, Motor Rp.17.000, Mobil Rp.35.000, Bus Rp. 150.000
Menurut saya gunung ini dianjurkan bagi kalian yang hobi kepuncak atau berfoto ria karena gunung ini menyuguhkan pemandangan alam yang sangat menarik, selain itu gunung ini juga memiliki puncak yang datar hingga menjadi suatu ciri khas
Pulau Biawak
Pulai
biawak adalah sebuah pulau yang berada
di kabupaten indramayu tepatnya di laut jawa,pulau ini merupakan objek
wisata yang cukup terkenal di indonesia sebab banyak sekali turis dalam negara
hingga turis asing yang berkunjung ditempat ini
sebab suasana pulau ini yang sejuk dan indah.
Sejarah
pulau biawak sendiri sangatlah unik di mana nama asli dari pulau ini bukanlah
pulau biawak akan tetapi pulau rakit namun diubah oleh pemerintah kabubaten
indramayu menajdi pulau biawak, hal yang membuat pemkab indramyu merubah nama
pulau rakit menjadi pulau biawak bukan disebabkan banyaknya populasi biawak di
sekitar pulau ini sebab pada sore hari ketika kita mengunjungi pulau ini kita
akan melihat gerobolan biawak yang berkeliaran disekitar pulau biawak ini .
biawak yang terdapat pada pulau biawak banyak mencari makan disekitar laut pulau biawak untuk mecari makan yang
pada dasarnya biawak yang ada di pulau ini memakan ikan yang ada di laut.
Pada jaman
penjajahan belanda pulau biawak dianggap sebagai pulau yang berbahaya
dikarenakan alur air laut pada pulau ini maka dari itu pemerintah belanda pada
jaman penjajahan membangun mercusuar untuk membantu kapal-kapal perang dan juga
kapal dagang milik belanda agar dapat lebih baik mengarungi laut disekitar
pulau biawak.
Selain itu
terdapat juga pulau yang tidak kalah cantiknya dengan pulau biawak disekitar
kabupaten ini yaitu pulau gosong dan candikan yang tidak terlalu jauh dari
pulau ini, dan sering kali ketika wisatawan datang mengunjungi pulau biawak
mereka selalu menyempatkan diri untuk mengunjugi pulau gosong dan pulau
candikan yang berjarak tempuh 30-40 menit dari pulau biawak menggunakan kapal
nelayan yang ada disekitar pulau biawak.
Rute ke Pulau Biawak
Sementara bila Anda hendak mengunjungi kepulauan ini seperti kaum backpacker, Anda bisa naik bus atau kereta dari kota asal yang menuju atau melewati Indramayu. Misalnya dari Jakarta, Anda bisa berangkat dari Terminal Pulogadung dengan menumpang bus Madona rute Jakarta-Cirebon lewat Indramayu, atau bus Bhineka rute Jakarta-Indramayu, dengan tarif sekitar Rp 40.000-Rp 60.000.
Sementara bila dari Bandung, Anda bisa naik bus jurusan Bandung-Indramayu dari Terminal Cicaheum dengan tarif sekitar Rp 50.000-Rp 65.000. Dari Kota Indramayu, Anda bisa melanjutkan perjalanan dengan naik angkot ke Pelabuhan Karangasong Indramayu. Lalu, dilanjutkan dengan naik kapal penyeberangan ke Pulau Biawak.
Satu hal yang harus Anda perhatikan saat akan berwisata ke Kepulauan Biawak adalah membawa keperluan dan perbekalan seperti makanan dan obat-obatan secukupnya karena di kepulauan ini Anda akan susah untuk menemui tempat perbelanjaan.
Tebing Citatah
Tebing Citatah merupakan sebuah kawasan tebing yang terletak di kawasan Citatah, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Bagi wisatawan yang datang dari arah Jakarta, Bogor, atau Cianjur yang melewati jalur Puncak atau Jonggol, kawasan panjat tebing di Bandung ini akan mudah dijangkau. Dengan morphologi kawasan yang berbukit dan terbentuk sebagian besar dari kapur, sehingga Citatah terlihat berbeda dengan bukit– ukit pada umumnya.
Citatah adalah daerah pertambangan kapur yang sangat produktif. Pertambangan ini sudah berlangsung sejak pertengahan abad ke–19 dan terus berlangsung hingga kini. Kawasan ini tidak hanya memiliki satu saja namun ada beberapa yang terkenal yaitu
1. Tebing
Citatah 48
Salah satu
dari bagian tebing di Kawasan Citatah adalah Citatah 48. Tebing ini berada di
Jl. Pamucatan Raya, Bandung, Jawa Barat. Bagi pengunjung yang ingin memanjat
tebing ini, terlebih dahulu harus melakukan izin pada Pusat Pendidikan Latihan
Pasukan Khusus atau Pusdipassus. Karena keberadaan Tebing Citatah 48 ini
dibawah pengawasan Kopassus.
Tebing
Citatah ini memiliki ketinggian sekitar 40-50 meter. Hal inilah yang kemudian
menjadi sebutan bagi tebing pemilik tugu pisau belati yang berada tepat
dipuncaknya. Tugu pisau belati di puncak Tebing Citatah ini menjadi ciri tebing
yang banyak dipanjat oleh pemanjat pemula. Meskipun begitu, bukan berarti
tebing ini bisa begitu mudah diremehkan. Ada sekitar 25 jalur pemanjatan dengan
tingkat kesulitan yang berbeda. Oleh karena itu, banyak pemanjat yang ingin
memacu adrenalin tersebut.
2. Tebing 90
Tebing yang
masih di kawasan Citatah ini berada di daerah Padalarang, Bandung. Tebing ini
terbentuk dari jeni batuan karst yang memiliki ketinggian sekitar 90 meter.
Untuk itulah tebing ini diberi nama Tebing Citatah 90. Seperti halnya Tebing
Citatah 48, tebing ini terletak di kawasan penambangan batu kapur. Dengan
adanya sekitar jalur pemanjatan yang cukup, Tebing Citatah 90 ini sangat
menarik perhatian wisatawan.
Sebenarnya,
tebing yang memiliki tingkat kesulitan yang cukup rumit ini memiliki nama
resmi, yaitu Gunung Pabeasa. Namun, karena ketinggiannya yang mencapai 90 meter
dan berada di kawasan Citatah maka tebing tersebut lebih dikenal sebagai Tebing
Citatah 90.
Sedikitnya
ada 4 sampai 5 jalur pendakian yang biasa digunakan oleh pemanjat di tebing
kapur yang satu ini. Meskipun jalur pendakiannya terbilang sedikit, namun
kondisi permukaan tebing yang cenderung rapuh membuat para pemanjat diharuskan
untuk selalau waspada dan teliti ketika melakukan pemanjatan.
3. Tebing
Citatah 125
Tebing
Citatah 125 merupakan tebing yang terdiri atas batuan andesit, kapur, dan
batuan marmer. Tebing Citatah 125 ini merupakan tebing tertinggi yang terletak
di Gunung Singgalang. Tebing ini sering digunakan sebagai tempat pelatihan dan
pendidikan bagi sekolah panjat di Bandung dan Jabotabek. Selain itu, tebing ini
juga merupakan tempat dilakukannya pelatihan bagi lembaga militer KOPASSUS.
Lokasi tebing sendiri tidak jauh dari jalan raya Bandung – Cianjur. Lokasi
tepat Tebing Citatah 125 ini di Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten
Bandung Barat.
Untuk jalur
pemanjatan, tebing ini memiliki banyak jalur yang bisa digunakan. Hal ini
memungkinkan pemanjat untuk memilih jalur mana yang akan digunakan. Ada beberapa
jalur yang sering digunakan oleh pamanjat, yaitu Jalur Hendro, Jalur Market,
Jalur Tokek, Jalur Rokstra, Jalur Chok 8, Jalur Hanoman Dan Jalur Elang. Semua
jalur ini memiliki tingkat kesulitan dan karakteristik tersendiri.
Akses Menuju Lokasi Tebing
Citatah
Tempat panjat tebing di Bandung memang menjadi salah
satu yang banyak dikunjungi, salah satunya adalah Tebing Citatah. Tebing ini
menjadi salah satu tempat yang kini menjadi serbuan para pemanjat tebing, baik
dari dalam maupun luar kota. Selain karena medan pemanjatan yang menarik,
lokasi tebingnya pun tidak jauh dari Kota Bandung.
Lokasi
Tebing Citatah ini berada di Padalarang Bandung, letaknya tepat berada di
belakang Pabrik Multi Marmer Alam. Waktu tempuh dari jalan raya menuju lokasi
tebing ini sekitar 6 menit. Di lokasi tebing ini berdiri, banyak kebun
pertanian warga setempat yang menambah asri lokasi panjat tebing di Bandung
ini.
Bagi Anda
yang berasal dari luar kota, khususnya Jakarta, akses menuju lokasi ini
sangatlah mudah. Anda hanya tinggal menggunakan bus menuju Bandung, baik itu
melalui Tol Ciawi maupun Tol Cipularang, mintalah supir untuk berhenti di depan
Pabrik Multi Marmer Alam.
Anda juga
bisa melalui akses pintu keluar Tol Padalarang yang bisa dilanjutkan dengan
menggunakan angkutan kota menuju Raja Mandala, kemudian turun di depan Pabrik
Marmer Alam. Selain murah, wisata ke tempat ini juga dapat menyegarkan mata
dengan keindahan alam yang ada disekitarnya.
Menurut saya bagi kalian suka kegiatan yang ekstrim, tempat ini cocok untuk kalian yang suka memacu adrenalin
https://sebandung.com/2015/05/tebing-citatah-tempat-panjat-tebing-di-bandung-yang-memacu-adrenalin/