Hai readers...
Kali ini
saya akan sedikit menceritakan pengalaman saya berkunjung ke beberapa wisata
bersejarah yang mengedukasi. Mungkin kalian tidak begitu antusias untuk
berwisata ke tempat bersejarah, akan tetapi tempat-tempat bersejarah itu lain
dari wisata-wisata yang karena wisata sejarah menyimpan beberapa peninggalan
yang tidak akan dapat dietemukan di tempat lain dan tidak akan terulang kembali
prosesnya. Untuk itu saya akan memberikan pengalaman itu pada kalian
Museum Kereta Palagan Ambarawa
Museum
kereta palagan ambarawa merupakan museum peninggalan zaman belanda. Dimana
dulunya adalah salah satu stasiun aktif di Semarang. Pada waktu saya
mengunjungi museum ini saya melihat beberapa kereta-kereta pada peninggalan
sejarah yang masih berada di atas rel nya. Ada kereta uap adapula kereta kayu
yang masih kokoh hingga saat ini. Selain itu terdapat juga benda-benda antik
yang dulunya dipakai untuk aktivitas perkereta apian di kawasan Ambarawa ini.
Disana saya melihat bangunan yang dulunya dipakai sebagai loket karcis,
kemudian ada timbangan yang sepetinya dahulu digunakan untuk menimbang
barang-barang penumpang, kemudian ada pula telepon antik antik dari masa ke
masa seperti telepon yang berbentuk seperti kotak surat sampai telepon yang
tombolnya harus diputar bahkan telegraf pun masih ada di museum ini, adapula
bel antik, kalkulator antik, roda kereta , peluit dan lonceng yang dipakai
untuk jalannya perkereta apian jaman dahulu dan lain-lain.
Selain kita
dapat mengambil foto bersama kereta-kereta yang ada, disana juda terdapat
ruangan yang terdapat beberapa kursi tamu dan meja. Kita dapat masuk dan
berfoto ria di ruangan itu karena itu merupakan spot foto yang bagus untuk di
abadikan. Kemudian terdapat pula jendela-jendela besar yang makin membuat
tempat ini terlihat unik.
Selain kita
melihat-lihat benda-benda antik ini kita juga dimanjakan dengan pemandangan
gunung yang menjulang dan juga persawahan yang indah. Sehingga hawa di tempat
ini terasa sejuk dan nyaman.
Museum
Wayang kekayon
Museum
wayang kekayon terletak di jalan jogja-wonosari, Banguntapan , Bantul
Museum ini
merupakan museum wayang terbesar di Indonesia karena di museum ini memiliki
koleksi wayang sangat banyak dan lengkap sehingga tahun 2003 sudah ditetapkan
UNESCO sebagai mastrepiece of the oral & Intangible Heritage of
Humanity.
Museum ini didirikan oleh Prof. DR Dr KPH Soejono
Prawirohadikusumo guru besar kedokteran Universitas Gadjah Mada yang juga
budayawan jawa yang menyimpan dan memamerkan lebih dari 5.000 koleksi aneka
jenis wayang dari nusantara hingga mancanegara. Museum Wayang Kekayon pun
akhirnya berdiri dan diresmikan oleh Gubernur DIY pada waktu itu yaitu Paku
Alam VIII pada tanggal 5 Januari
1990. Kekayon sendiri berasal dari kata Kayon atau Gunungan yang
melambangkan alam semesta, pada pertunjukkan wayang saat kekayon ditanncapkan
berarti kehidupan sudah dimulai.
Koleksi utama dari museum ini adalah seratus wayang kurawa.
Selain itu, koleksi yang dapat dilihat antara lain: wayang purwa, madya,
gedhog, klithik, dupara, diponegoro, krucil, kancil, suluh, golek, aneka
topeng, busana wayang dan sebagainya. Selain wayang, adapula topeng-topeng dari
mancanegara dan juga beberapa manekin wayang disimpan di dalam kotak kaca.
Terdapat pula barong bali yang lumayan besar yang diletakkan di bagian depan
museum .
Museum ini memiliki fasilitas pendopo yang biasa di sewa
untuk acara pernikahan atau pun pertunjukkan wayang itu sendiri, kemudian
terdapat area parkir yang luas, kamar mandi dan mushola.
Karena saya berkunjung ke museum ini bersama dengan
teman-teman saya jadi saya didampingi oleh pemandu wisata yang berjaga di
loket. Saya didampingi oleh pemandu wisata yang ramah dan memberikan informasi
dengan jelas sehingga informasi yang ada dapat kami cerna.
Harga tiket yang saya bayarkan adalah seharga Rp.8000 disana
saya sudah bebas mengambil gambar.
Museum Benteng Vredeburg
Museum benteng vredeburg berada di Jl. Ahmad Yani no.6, Ngupasan, Gondomanan
kota Yogyakarta. Museum vredeburg dahulunya merupakan tempat pertahan militer
Belanda dan juga Jepang. Saat saya pertama masuk ke museum ini saya melewati
gerbang putih yang unik dan sangat terlihat bahwa itu merupakan bangunan arsitektur
Belanda, kemudian saya masuk dalam
ruangannya dan ada tembok yang seperti relief yang menceritakan tentang
peperangan kala itu. Kemudian terdapat banyak patung para tokoh pahlawan yang
telah gugur. Selain itu di sepanjang museum ini terdapat banyak miniatur-miniatur
orang-orangan yang menceritakan bagaimana proses warga Indonesia melawan para
penjajah. Terdapat pula foto-foto, dan lukisan tentang perjuangan nasional
dalam merintis, mencapai, mempertahankan, serta mengisi kemerdekaan Indonesia. Museum
ini memiliki beberapa diorama-diorama yang harus kita masukki satu persatu. Selain
menjadi sarana edukasi untuk belajar sejarah, tempat ini juga bagus menjadi
spot foto karena banyak patung-patung yang berpose unik sehingga kita bisa
mengekspresikan gaya kita dalam berfoto kemudian bentuka bangunannya pun
terlihat unik dan bergaya vintage yang cocok buat kamu yang suka foto-foto.
Saat itu saya berkunjung ke tempat ini bersama teman-teman
saya ,sehingga saya mendapat pemandu wisata yang mendampingi.
Lawang sewu merupakan destinasi wisata bekas peninggalan
sejarah dimana dulunya lawang sewu ini adalah tempat pengurungan
tentara-tentara yang sedang berperang. Bangunan ini berukuran sangat besar dan
memiliki pintu yang sangat banyak, karena itu disebut dengan lawang sewu yang
artinya adalah seribu pintu . Saat saya dan teman-teman saya berkunjung kesana
kami mendapat seorang pemandu wisata yang ikut bersama kami. Kemudian kami
memasukinya dan kemudian melewati banyaknya ruangan disela-sela pemandu wisata
kami sedang bercerita saya pun sejenak berfoto-foto dengan beberapa teman akan
tetapi karena bapak pemandu itu sangat cepat menjelaskan bagian-bagian dari
ruangan tersebut sehingga saya dan beberapa teman yang pun tertinggal dengan
bapak pemandu wisata itu. Sehingga saya dan beberapa teman saya yang tertinggal
itu sempat nyasar karena tidak tahu arah keluar. Karena kami panik lalu kami berlarian
untuk segera mencari arah keluar. Dan akhirnya menemukan bapak pemandu wisata
itu juga. Bapak ini mengajak kami melihat lorong bawah tanah dimana para
tentara pernah di kurung disana. Lorong itu sangat gelap dan menakutkan bagi
saya apalagi banyaknya rumor tentang horrornya lorong tersebut. Kemudian saya
diajak ke lantai paling atas dimana itu terlihat seperti gudang dan kotor. Tempat
itu seperti atap namun bisa kita masukki. Lagi – lagi tempat ini sangat gelap
dan hanya mendapat sedikit cahaya dari jendela. Setelah itu kami turun untuk
berfoto-foto karena bangunan ini sangat unik dan memiliki view yang bagus .
Candi Ijo
Candi ijo terletak di Desa Sambirejo,
Prambanan, Sambirejo, Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk
menuju candi ini saya melewati jalan yang menanjak karena candi ini berada di
dataran yang tinggi. Candi ini merupakan salah satu candi peninggalan hindu
yang ada di Yogyakarta. Dapat dilihat dari atap candi yang berbentuk lancip
yang menandakan itu adalah candi bercorak hindu. Karena candi berada di dataran
tinggi , saat saya memasuki candi tersebut saya dapat melihat pemandangan kota
yogya yang diselimuti oleh kabut. Pemandangan tersebut sangat dan sangat jarang
untuk ditemukan. Di candi ijo ini terhampar rumput-rumput hijau yang menambah
keindahan candi ini. Candi ijo ini modelnya seperti candi prambanan jadi pola
letak candi itu menyebar di setiap satu atapnya. Sudah ada penambahan atau
penggantian batu pada bangunan candi tersebut sehingga terlihat beberapa batu
yang memiliki warna agak cerah. Harga tiket candi ini adalah Rp.5000 saja.